USAHA KEMITRAAN MEMBERIKAN KEUNTUNGAN
Oleh:
Aryo Kesuma
![]() |
Dwi Sulastri |
Dewasa ini
dapat diakui bahwa pilihan berwirausaha seringkali membingungkan bahkan
menakutkan bagi generasi muda. Seputar dunia bisnis dan usaha saat ini tidak
hanya dikalangan bisnismen, tetapi kita sering jumpai juga dikalangan
mahasiswa, terutama di kota Yogyakarta ini. Saat ini sudah banyak mahasiswa
yang mulai membuka bisnis dan usahanya dari berbagai macam bentuk usaha,
Membuat sebagian mahasiswa dapat mengembangkan ide kreatifnya dalam dunia
kerja. Selain untuk mengisi waktu luang, juga untuk menambah uang saku mereka.
Salah satu
mahasiswi yang mulai menggeluti usaha dikalangan mahasiswa adalah Dwi Sulastri yang sering akrab dipanggil
“Bunda Dwi“. Seorang mahasiswi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta yang mau memberikan
informasinya sore itu tentang usaha kemitraan produk es krim miliknya.
Usaha ini
dimulai saat libur kuliah semester tiga (3). Ide ini berawal dari ajakan
seorang teman yang menawari untuk menjalankan usaha es krim. “Awalnya usaha ini
hanya sebagai batu loncatan karena sebelumnya saya dan suami mempunyai usaha
Konter HP di jalan Mozes yang telah berdiri sejak 2004. Pada awal tahun 2012
usaha selurer mulai redup, dan kami mencoba untuk mencari usaha lain dan
akhirnya menemukan usaha baru yaitu menjadi agen Solo Es Krim di
Yogyakarta”Ujar Bunda Dwi (27/04/2012).
Dengan
usaha yang dijalankan dengan sistem kemitraan, hingga menjadi agen utama di
Yogyakarta. Usaha ini dijalani dengan modal yang terbatas, Mahasiswi ini
mengakui dalam menjalankan usahanya dengan modal yang terbatas. Ia dan suaminya
memulai usaha es krim bermodalkan 1 Freezer penampung dan 18 Freezer kecil.
Dalam jangka waktu 1 minggu ia bisa menjalankan usahanya dengan baik dan mendistribusikan
es krimnya ke sekolah-sekolah, rumah makan, serta warung klontong.
Mahasiswi
asli Yogyakarta ini memperkenalkan produk usahanya dengan cara mengajukan
proposal kerja sama di tempat yang mempunyai kinerja bagus.
Banyak hal
tentang pengalaman selama wanita asli jogja ini yang akrab dipanggil bunda, menjalani
bidang usaha es krimnya selama 2 bulan dalam bentuk usaha produk es krim, serta
ia pun mau mengungkapkan tentang beberapa permasalahan yang dialami terhadap
jalannya bidang usaha yang di jalani bersama suaminya yaitu permasalahan dalam hal
pembayaran, “yang seharusnya saya
menerima uang penjualan es krim saat kita menyetorkan es krim, ternyata uangnya
dipakai dulu untuk keperluan yang lain sehingga dalam hal ini perputaran modal
pun terganggu, selain itu ada juga yang memasukkan produk lain ke freezer dan
mengecilkan temperatur sehingga membuat produk es krimnya rusak”ujar mahasiswi
akuntansi 2010 ini.
Dalam
keuntungan yang ia dapatkan dari hasil penjualan es krim bersama suaminya,
keuntungan yang ia dapatkan lumayan besar, walau pun kalau di lihat dari
penjualan per cup es krim cukup dapat menguntungkan 200 rupiah dalam sekali order
yang berjumlah 5000 cup.